GHAZNI (Arrahmah.id) - Gedung Sekolah Shahid Asadullah Khadem di distrik Giro, provinsi Ghazni, yang rusak parah dan digunakan sebagai pangkalan militer selama dua dekade perang, kini telah direkonstruksi oleh Dinas Pendidikan Ghazni.
Selain sekolah ini, tiga sekolah lain yang terletak di pusat provinsi dan distrik Andar serta Khwaja Umari juga telah dibangun kembali dan dibuka kembali secara resmi, lansir Tolo News (18/12/2025).
Mir Nasir Ahmad Hossaini, kepala Dinas Pendidikan Ghazni, mengatakan: “Sekolah ini rusak parah, karena telah digunakan sebagai pos militer selama konflik di daerah ini. Untungnya, bersamaan dengan sekolah ini, gedung untuk empat sekolah lain di pusat, distrik Andar, dan Khwaja Umari juga telah direkonstruksi menggunakan anggaran Kementerian Pendidikan.”
Sementara itu, pejabat setempat di distrik Giro melaporkan bahwa dari 23 sekolah di distrik tersebut, 16 sekolah masih kekurangan bangunan yang layak, dan siswa terpaksa belajar dalam kondisi buruk di bawah terik matahari dan hujan.
Faiz Ahmad, kepala dinas pendidikan distrik Giro, mengatakan: “Meskipun empat sekolah telah direkonstruksi, 16 sekolah lainnya masih belum memiliki gedung. Siswa belajar di bawah angin dan hujan. Kebutuhan di sini sangat tinggi, dan sektor pendidikan harus lebih diperhatikan.”
Selain itu, beberapa guru dan siswa telah menyuarakan kekhawatiran tentang kekurangan sekolah menengah dan kurangnya gedung untuk sekolah yang ada, menyerukan kepada pihak berwenang untuk lebih memperhatikan masalah ini.
Mohammad Jan Rayhan, seorang guru di Giro, menyatakan: “Distrik kami telah menghadapi kekurangan gedung sekolah selama dua puluh tahun terakhir, dan kami telah mengalami banyak kesulitan. Bahkan sekarang, tantangan masih ada, dan ada kebutuhan mendesak untuk rekonstruksi di sektor pendidikan.”
Hasibullah, salah satu siswa di distrik Giro, menambahkan: “Sebuah gedung telah dibangun untuk sekolah ini, tetapi ada sekolah lain yang masih belum memiliki gedung, dan siswa belajar di bawah naungan pohon.”
Menurut Dinas Pendidikan Ghazni, hampir 200 sekolah di provinsi tersebut saat ini kekurangan gedung yang layak. Di antara mereka, siswa dari sekitar 50 sekolah belajar di gedung sewaan, sementara sisanya melanjutkan pendidikan mereka di tenda atau ruang terbuka. (haninmazaya/arrahmah.id)
