Gubernur Aceh Mualem: Bupati yang Cengeng Tangani Banjir Lebih Baik Mundur

Oleh Ameera
Jumat, 5 Desember 2025 - 20.28
Gubernur Aceh Mualem: Bupati yang Cengeng Tangani Banjir Lebih Baik Mundur
Gubernur Aceh Mualem: Bupati yang Cengeng Tangani Banjir Lebih Baik Mundur

ACEH TIMUR (Arrahmah.id) — Gubernur Aceh Muzakir Manaf menegaskan bahwa bupati atau kepala daerah yang tidak siap bekerja dan mudah menyerah dalam menghadapi bencana banjir lebih baik mengundurkan diri dari jabatannya.

Pernyataan tegas itu ia sampaikan saat meninjau lokasi terdampak banjir di Aceh Timur, Jumat (5/12/2025).

“Kalau ada bupati yang cengeng dan menyerah menghadapi musibah ini, silakan mengundurkan diri atau turun dari jabatan. Kita ganti dengan yang lain, yang siap bekerja untuk rakyat,” ujar Muzakir Manaf, yang akrab disapa Mualem.

Pernyataan tersebut muncul menyusul adanya sejumlah kepala daerah yang mulai menyatakan ketidaksanggupan mereka dalam menangani banjir besar yang melanda berbagai wilayah di Aceh.

Disebut sebagai ‘Tsunami Jilid Kedua'

Mualem menegaskan bahwa banjir yang melanda Aceh saat ini bukan bencana biasa. Ia bahkan menyebutnya sebagai “tsunami jilid kedua” karena dampaknya dinilai lebih luas dan lebih lama dibandingkan tsunami Aceh pada 2004.

“Kalau tsunami 2004, air hanya datang sekitar dua jam. Tapi banjir kali ini, air menggenangi rumah warga sampai lima hari lebih. Ini penderitaan luar biasa bagi rakyat Aceh,” katanya.

Menurut data sementara, sedikitnya lima wilayah mengalami banjir kategori berat: Aceh Timur, Aceh Tamiang, Aceh Utara, sebagian Bireuen, dan sebagian Aceh Tengah.

Ribuan rumah terendam, akses jalan terputus, ekonomi lumpuh, warga mengungsi, dan laporan korban meninggal hingga fasilitas umum rusak terus berdatangan.

Instruksi Tegas: Semua Aparat Wajib Bergerak

Mualem memerintahkan jajaran pemerintahan di tingkat bawah, mulai dari camat hingga keuchik, untuk tidak menunggu instruksi. seluruhnya diminta turun langsung ke lapangan.

“Tidak boleh ada camat atau keuchik yang hanya menunggu perintah. Semua harus bergerak, memastikan rakyat tertolong, dapur umum berjalan, bantuan sampai, dan tidak ada yang kelaparan,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa kepala daerah tidak boleh bersikap ‘main aman’ atau takut mengambil keputusan dalam situasi darurat.

“Kepala daerah itu dipilih rakyat untuk bekerja dalam kondisi tersulit sekalipun, bukan untuk mengeluh. Rakyat butuh pemimpin yang berdiri di barisan terdepan,” tegasnya.

Datangkan Dokter dari Malaysia

Dalam upaya memperkuat penanganan kesehatan, Mualem juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Aceh telah mendatangkan dokter dari Malaysia.

Tenaga medis tersebut akan membantu merawat pasien dengan kondisi berat serta penyakit pasca-banjir seperti infeksi, diare, ISPA, dan penyakit kulit.

Langkah ini diambil mengingat terbatasnya tenaga kesehatan di daerah terdampak, kerusakan fasilitas medis, dan lonjakan jumlah pasien.

“Kita tidak boleh membiarkan rakyat berjuang sendiri. Semua sumber daya harus dikerahkan, termasuk tenaga medis dari luar negeri,” katanya.

Seruan Bersinergi dan Peringatan Keras

Pemerintah Aceh berharap seluruh unsur pemerintahan, TNI-Polri, relawan, tenaga kesehatan, dan masyarakat terus bersinergi mempercepat evakuasi, distribusi bantuan, serta pemulihan pasca-banjir.

Mualem menutup dengan peringatan bahwa banjir besar ini menunjukkan Aceh masih sangat rentan terhadap bencana alam, baik dari sisi geografis maupun kesiapan infrastruktur.

“Bencana yang disebut tsunami kedua ini menjadi alarm keras bagi kita semua bahwa tata kelola wilayah dan kesiapsiagaan harus diperbaiki secara menyeluruh,” tegasnya.

(ameera/arrahmah.id)

Editor: Ameera

Nasional