Menhan Sjafrie: Relawan China yang Didatangkan Mualem Bersifat Personal, Bukan Bantuan Asing

Oleh Ameera
Selasa, 9 Desember 2025 - 18.11
Menhan Sjafrie:  Relawan China yang Didatangkan Mualem Bersifat Personal, Bukan Bantuan Asing
Menhan Sjafrie: Relawan China yang Didatangkan Mualem Bersifat Personal, Bukan Bantuan Asing

JAKARTA (Arrahmah.id) – Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin merespons langkah Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem, yang mengerahkan lima relawan asal China untuk membantu pencarian korban banjir dan longsor yang masih tertimbun di sejumlah wilayah Aceh.

Sjafrie menegaskan bahwa keberadaan relawan tersebut bukanlah bentuk bantuan asing, melainkan bantuan personal yang sifatnya khusus dan terbatas.

“Ya sebetulnya yang dimaksud itu adalah personal,” ujar Sjafrie kepada wartawan usai memberikan kuliah umum di Universitas Hasanuddin Makassar, dikutip dari detikSulsel, Selasa (9/12/2025).

Ia menjelaskan bahwa para relawan China tersebut datang dengan kemampuan dan alat khusus untuk membantu menemukan jenazah korban bencana yang masih terperangkap material lumpur.

Karena itu, menurutnya, bantuan tersebut tidak dapat digolongkan sebagai dukungan asing yang bersifat resmi atau institusional.

“Yang dari China itu untuk menemukan, itu bukan bantuan asing. Itu bantuan personal kepada Mualem yang mau mencari jasad-jasad dari para korban bencana,” ujarnya.

Sjafrie juga menegaskan bahwa penanganan bencana besar yang melanda tiga provinsi—Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat—sepenuhnya ditangani negara secara mandiri.

Pemerintah, katanya, masih memiliki sumber daya yang memadai untuk mengelola penanganan tanpa perlu meminta bantuan negara lain.

“Secara keseluruhan penanggulangan bencana yang ada di Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, serta Aceh, itu ditanggulangi secara mandiri,” jelasnya.

Sebelumnya, Mualem mengerahkan lima relawan asal China yang memiliki peralatan khusus untuk mendeteksi jenazah di dalam lumpur.

Para relawan tersebut tiba di Aceh pada Sabtu (6/12) dan langsung bertemu dengan Mualem. Mereka tampak mengenakan seragam biru dengan bendera Tiongkok yang terpasang di lengan kiri.

“Tim dari China lima orang datang untuk mendeteksi mayat yang ada di dalam lumpur dan mereka ada alat untuk mengambil mayat-mayat itu,” kata Mualem, dikutip detikNews, Ahad (7/12).

Menurutnya, relawan tersebut akan diterjunkan ke sejumlah titik paling terdampak, terutama di pesisir timur Aceh yang mencakup Aceh Timur, Aceh Utara, dan Aceh Tamiang.

Di wilayah tersebut, banyak korban masih belum ditemukan karena tertimbun lumpur setinggi pinggang.

“Mayat-mayat di Aceh Timur, Aceh Utara dan Aceh Tamiang masih dalam lumpur, jadi lumpur itu sampai sepinggang. Jadi mereka ada alat bantu kita,” jelasnya.

Proses pencarian korban masih berlangsung dan bantuan dari relawan China diharapkan dapat mempercepat identifikasi serta evakuasi jenazah.

Mualem menyebutkan bahwa sejumlah desa di Aceh hilang tersapu banjir, sehingga proses pencarian membutuhkan alat deteksi khusus.

Ia menegaskan bahwa prioritas saat ini adalah menemukan seluruh korban yang masih tertimbun dan memastikan proses penanganan berlangsung secepat mungkin.

(ameera/arrahmah.id)

Editor: Ameera

Nasional