JAKARTA (Arrahmah.id) - Banjir bandang menghapus satu permukiman warga di Desa Jamur Ujung, Kecamatan Wih Pesam, Kabupaten Bener Meriah, Aceh.
Sedikitnya 35 rumah warga hilang sepenuhnya setelah disapu arus deras banjir yang datang secara tiba-tiba.
Peristiwa itu terjadi setelah jembatan penghubung lintas nasional di desa tersebut ambles.
Kondisi itu menyebabkan air meluap dengan volume besar dan berubah menjadi banjir bandang yang membawa material batu serta kayu.
Arus deras secara cepat memperlebar aliran sungai Desa Jamur Ujung dan menyeret rumah-rumah warga yang berada di sekitarnya.
Data terakhir menunjukkan, 35 rumah yang hilang seluruhnya berasal dari dua dusun, yakni Dusun Renggali sebanyak 20 rumah dan Dusun Mekar Utama sebanyak 15 rumah.
Selain itu, sejumlah rumah lain mengalami kerusakan berat dan dinyatakan tidak layak huni.
Secara keseluruhan, banjir bandang di Kabupaten Bener Meriah berdampak pada sekitar 720 rumah warga. Mayoritas di antaranya mengalami kerusakan berat akibat terjangan air dan material banjir.
Korban Menanti Kepastian Tempat Tinggal
Hingga Rabu, 17 Desember 2025, warga yang kehilangan rumah masih belum memiliki kepastian tempat tinggal permanen.
Sebagian besar tapak rumah mereka telah terbawa arus dan kini menjadi bagian dari aliran sungai, sehingga tidak memungkinkan untuk dibangun kembali di lokasi semula.
Untuk sementara waktu, para korban bertahan di posko pengungsian, salah satunya di SMP Negeri 2 Wih Pesam. Sebagian warga lainnya memilih mengungsi ke rumah kerabat atau tetangga terdekat.
Terkait masa depan, warga menyampaikan harapan agar rumah yang akan dibangun kembali tidak dipindahkan ke desa lain. Mereka tetap ingin tinggal di Desa Jamur Ujung, meskipun di lokasi yang berbeda dan dinilai lebih aman.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto sempat mengunjungi posko pengungsian dan menyampaikan janji akan membangunkan kembali rumah bagi warga yang kehilangan hunian.
Namun hingga kini, belum ada kepastian konkret dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat terkait lokasi relokasi maupun skema pembangunan rumah tersebut.
Warga berharap pemerintah segera menyiapkan setidaknya rumah sementara agar mereka tidak terlalu lama hidup dalam ketidakpastian, sembari menunggu pembangunan rumah permanen direalisasikan.
(ameera/arrahmah.id)
