Houtsi Menahan 10 Staf PBB Asal Yaman

Hanin Mazaya
Jumat, 19 Desember 2025 - 15.41
Houtsi Menahan 10 Staf PBB Asal Yaman
Houtsi Menahan 10 Staf PBB Asal Yaman

SANA'A (Arrahmah.id) - Kelompok Houtsi Yaman pada Kamis (18/2/2025) menahan 10 staf lokal PBB, menurut badan tersebut, dalam serangan terbaru terhadap para pegawainya, yang telah menjadi sasaran milisi yang didukung Iran selama bertahun-tahun.

Kelompok Houtsi telah mengganggu dan menahan puluhan staf PBB dan pekerja bantuan dalam beberapa tahun terakhir, menuduh mereka memata-matai Amerika Serikat dan "Israel"– tuduhan yang dapat dihukum mati di Yaman, dan yang telah ditolak keras oleh PBB, lansir AFP.

Milisi tersebut telah meningkatkan penangkapan semacam itu sejak dimulainya perang Gaza lebih dari dua tahun lalu, dan baru-baru ini, setelah serangan "Israel" melenyapkan hampir setengah dari pemerintahan Houtsi termasuk perdana menteri pada Agustus.

“Kami dapat mengonfirmasi penahanan sewenang-wenang hari ini terhadap 10 anggota staf PBB oleh otoritas de facto Houtsi di Sana'a, sehingga jumlah total tahanan PBB menjadi 69,” kata Farhan Haq, Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

PBB mengonfirmasi bahwa semua staf tersebut adalah warga Yaman.

Penangkapan terbaru terjadi beberapa hari setelah Guterres membahas penahanan staf PBB, diplomatik, dan LSM dengan Sultan Haitham bin Tariq dari Oman, yang telah berperan sebagai mediator dalam konflik Yaman yang bertetangga.

Pekan lalu, Guterres mengatakan beberapa karyawan yang ditangkap telah dipindahkan ke pengadilan khusus Houtsi, mendesak milisi tersebut untuk membatalkan keputusannya dan membebaskan mereka.

Houtsi telah menggunakan sistem peradilan mereka untuk menargetkan LSM, jurnalis, dan lawan politik.

Bulan lalu, pengadilan Houtsi menjatuhkan hukuman mati dengan regu tembak kepada 17 orang atas tuduhan memata-matai untuk kekuatan asing, menurut media Houtsi.

Pada pertengahan September, koordinator kemanusiaan PBB di Yaman dipindahkan dari Sana'a ke Aden, pusat pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional.

Sepuluh tahun perang telah menjerumuskan Yaman ke dalam salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, menurut PBB. (haninmazaya/arrahmah.id)

Yamanpbbhoutsi