Jet Tempur 'Israel' Bombardir Lebanon Selatan dan Bekaa Barat, Langgar Gencatan Senjata

Oleh Zarah Amala
Sabtu, 13 Desember 2025 - 11.00
Jet Tempur 'Israel' Bombardir Lebanon Selatan dan Bekaa Barat, Langgar Gencatan Senjata
Jet Tempur 'Israel' Bombardir Lebanon Selatan dan Bekaa Barat, Langgar Gencatan Senjata

BEKAA (Arrahmah.id) - Pesawat tempur 'Israel' melancarkan serangkaian serangan udara di sejumlah wilayah Lebanon selatan dan kawasan Bekaa Barat pada Jumat (12/12/2025), dalam pelanggaran terbaru terhadap gencatan senjata, demikian dilaporkan jaringan berita Al Mayadeen yang berbasis di Beirut.

Menurut laporan tersebut, serangan didahului oleh penerbangan intensif pesawat tempur dan drone 'Israel' di ketinggian rendah. Al Mayadeen menyebut manuver itu sebagai “kampanye intimidasi dan pengintaian yang disengaja menjelang serangan.”

Sejumlah lokasi menjadi sasaran, termasuk Dataran Tinggi Rayhan di wilayah al-Tuffah, Jabal al-Rafie, serta area pinggiran kota Tibna, Sajd, Aramta, Jaba’, dan Wadi Binafoul. Serangan udara juga menghantam kawasan antara Zrarieh dan Ansar, serta jalur antara Tuffahta dan Bisariyeh. Serangan tambahan dilaporkan menargetkan Mahmoudieh dan Jarmaq, dekat Aishieh di wilayah Jezzine, Lebanon selatan.

Al Mayadeen juga melaporkan adanya beberapa serangan udara di area antara kota Houmin dan Roumine.

Di wilayah timur Lebanon, empat serangan udara menargetkan Wadi Zlayya di Bekaa Barat. Kantor Berita Lebanon, seperti dikutip Anadolu, melaporkan bahwa pesawat 'Israel' terus terbang di ketinggian menengah di atas wilayah tersebut.

Militer 'Israel' mengklaim bahwa serangan itu menyasar sebuah “kompleks pelatihan dan kualifikasi” yang digunakan oleh Pasukan Radwan Hizbullah untuk latihan senjata dan pelatihan operasional.

Serangan terbaru ini menyusul sedikitnya enam serangan udara 'Israel' yang menghantam berbagai wilayah di Lebanon selatan pada malam 9 Desember, menurut Al Mayadeen.

Gencatan senjata di Lebanon telah berlaku sejak November 2024, setelah lebih dari satu tahun serangan yang menewaskan lebih dari 4.000 orang dan melukai sekitar 17.000 lainnya, di tengah agresi 'Israel' yang digambarkan sebagai genosida di Gaza.

Sejak gencatan senjata diberlakukan, sedikitnya 335 orang tewas dan 973 lainnya terluka akibat 1.038 serangan 'Israel', menurut data Kementerian Kesehatan Lebanon.

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, tentara 'Israel' seharusnya menarik diri sepenuhnya dari Lebanon selatan pada Januari 2025. Namun, 'Israel' hanya melakukan penarikan sebagian dan hingga kini masih mempertahankan kehadiran militernya di lima pos perbatasan. (zarahamala/arrahmah.id)

Editor: Zarah Amala

Internasional