SILANGIT (Arrahmah.id) — Jumlah korban meninggal dunia akibat rangkaian bencana hidrometeorologi yang melanda Provinsi Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat kembali meningkat menjadi 442 jiwa, sementara 402 orang masih hilang. Data tersebut disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, dalam konferensi pers di Pos Pendukung Nasional, Bandara Silangit, Tapanuli Utara, pada Sabtu (30/11).
BNPB bersama TNI/Polri, Basarnas, kementerian/lembaga, serta pemerintah daerah terus mempercepat operasi pencarian dan pertolongan, penyaluran bantuan logistik, serta pembukaan akses ke wilayah-wilayah yang terisolasi.
217 Korban Meninggal di Sumatera Utara
Di Sumatera Utara tercatat 217 jiwa meninggal dunia, menyusul ditemukannya korban tambahan yang sebelumnya dilaporkan hilang. Korban tersebar di Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Sibolga, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Pakpak Barat, Padang Sidempuan, Deli Serdang, dan Nias.
Jumlah warga hilang meningkat menjadi 209 orang, setelah banyak keluarga melapor ke posko-posko daerah.
“Korban jiwa untuk Sumatera Utara 217 yang meninggal dunia kemudian 209 yang masih hilang,” ujar Suharyanto.
Ribuan warga mengungsi, antara lain 3.600 jiwa di Tapanuli Utara, 1.659 jiwa di Tapanuli Tengah, 4.661 jiwa di Tapanuli Selatan, 4.456 jiwa di Kota Sibolga, serta lebih dari 12.000 jiwa terdampak akibat akses yang masih terputus.
Sejumlah ruas jalan utama, termasuk Tarutung–Sibolga, Singkuang–Tabuyung, dan Batang Natal–Muara Batang Gadis, masih tertutup material longsor. Pembersihan dilakukan siang malam menggunakan alat berat.
Distribusi Logistik dan Bantuan Pemerintah
Pengiriman logistik tahap pertama ke Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan telah mencapai 100 persen. Namun distribusi ke Mandailing Natal, Gunung Sitoli, dan Nias Selatan masih terkendala akses darat.
BNPB menggunakan helikopter BNPB dan TNI AD untuk pengiriman sembako, BBM, genset, peralatan dapur, serta perangkat komunikasi satelit seperti Starlink, terutama ke wilayah-wilayah terisolasi.
Presiden RI mengirimkan dukungan tambahan berupa genset, tenda, alat komunikasi, perahu karet, dan bantuan pangan. Total lima helikopter BNPB dan TNI saat ini beroperasi dari Bandara Silangit.
Aceh: 96 Meninggal Dunia, 75 Hilang
Di Aceh, BNPB melaporkan 96 warga meninggal dunia dan 75 orang masih hilang, tersebar di 11 kabupaten/kota termasuk Bener Meriah, Aceh Tengah, Pidie Jaya, Bireuen, Gayo Lues, Aceh Utara hingga Nagan Raya. Jumlah pengungsi mencapai 62.000 KK.
Sejumlah jalur vital terputus, termasuk perbatasan Sumut–Aceh Tamiang, jembatan Meureudu di Pidie Jaya–Bireuen, serta akses menuju Gayo Lues dan Bener Meriah.
BNPB telah mengaktifkan perangkat Starlink di beberapa wilayah yang terdampak gangguan komunikasi, sementara pengiriman logistik dilakukan melalui operasi udara dari Lanud SIM, Kualanamu, dan jalur laut. Presiden juga mengirimkan perangkat Starlink, genset, tenda, serta perahu karet.
Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) menggunakan pesawat Caravan telah dijalankan untuk mengurangi intensitas hujan di wilayah terdampak.
Sumatera Barat: 129 Meninggal, 118 Hilang
Di Sumatera Barat, jumlah korban meninggal mencapai 129 jiwa, dengan 118 orang masih hilang dan 16 luka-luka. Korban berasal dari Agam, Padang Panjang, Padang, Padang Pariaman, Tanah Datar, Pasaman, Solok, hingga Pesisir Selatan. Total pengungsi mencapai 77.918 jiwa.
Sejumlah ruas jalan nasional dan provinsi terputus, termasuk Koto Mambang–Balingka, Pasar Baru–Alahan Panjang, serta Padang Panjang–Sicincin. Meski demikian, sebagian besar wilayah masih bisa ditembus melalui jalur darat.
Pengiriman logistik tahap dua sebanyak 120 ton tengah dalam perjalanan dan dikawal Polda Sumbar. Pesawat Caravan 208B dan helikopter Bell 505 BNPB diterjunkan untuk mempercepat distribusi, terutama ke daerah yang sulit dijangkau.
BNPB menegaskan bahwa seluruh instansi terkait bersama relawan dan mitra internasional terus bekerja maksimal untuk mempercepat pencarian korban, pemulihan layanan vital, dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Pembaruan data akan disampaikan secara berkala.
(Samirmusa/arrahmah.id)
