New York Times: Pembunuhan Yasser Abu Syabab Bukti Kegagalan 'Israel' di Gaza

Oleh Zarah Amala
Senin, 8 Desember 2025 - 10.15
New York Times: Pembunuhan Yasser Abu Syabab Bukti Kegagalan 'Israel' di Gaza
New York Times: Pembunuhan Yasser Abu Syabab Bukti Kegagalan 'Israel' di Gaza

GAZA (Arrahmah.id) - Sebuah laporan yang diterbitkan oleh The New York Times pada Jumat (5/12/2025) memberikan salah satu pengakuan paling jelas bahwa upaya 'Israel' membentuk milisi proxy di dalam Gaza telah gagal.

Artikel tersebut berfokus pada pembunuhan Yasser Abu Syabab, seorang kriminal dan kolaborator yang dikenal luas, yang digambarkan sebagai “pemimpin milisi Gaza yang didukung oleh 'Israel'”.

“Pembunuhan Yasser Abu Syabab pada Rabu (3/12) menegaskan apa yang telah lama diperingatkan para analis,  bahwa warga Palestina yang dipilih secara khusus oleh 'Israel' untuk melemahkan Hamas kemungkinan besar akan menemui akhir yang penuh kekerasan,” tulis The New York Times.

Strategi 'Israel' Gagal

Menurut The New York Times, milisi ‘Popular Forces’ yang dipimpin Abu Syabab adalah yang terkuat di antara beberapa kelompok bersenjata kecil yang coba dibentuk 'Israel' di zona-zona yang dikendalikannya di Gaza.

Pejabat 'Israel' bahkan dilaporkan mengakui kepada surat kabar tersebut bahwa mereka telah membantu mempersenjatai kelompok itu.

Namun, meskipun mendapat dukungan tersebut, NYT menegaskan bahwa strategi itu gagal baik secara militer maupun politik.

Surat kabar itu mengutip Shalom Ben Hanan, mantan pejabat senior Shin Bet, yang mengakui bahwa milisi-milisi itu dimaksudkan untuk meringankan beban pasukan 'Israel' di lapangan. Namun ia sendiri mengakui bahwa kelompok-kelompok itu terlalu kecil, tidak dipercaya, dan terlalu lemah untuk mencapai tujuan 'Israel'.

Ben Hanan dikutip mengatakan kepada The New York Times: “Jumlah mereka terlalu sedikit… mereka akan selalu dianggap sebagai pengkhianat dan kolaborator. Tidak ada yang mau mendekati mereka.”

Abu Syabab: Simbol Perhitungan yang Keliru

Laporan The Times menggambarkan Abu Syabab sebagai sebuah ciptaan 'Israel' sekaligus liabilitas. Pemimpin milisi itu secara terbuka mengakui bahwa ia menjalin kemitraan strategis dengan militer 'Israel'.

Dalam wawancara pada Oktober bersama The New York Times, ia mengatakan: “Ada koordinasi pada tingkat keamanan, dan dalam operasi-operasi di sekitar kami… semua ini bertujuan untuk mencegah teroris mana pun menyusup kepada kami.”

Ia juga mengatakan bahwa ia memberikan 'Israel' daftar nama para anggotanya dan keluarga mereka.

Namun dukungan 'Israel' tidak membuatnya diterima oleh masyarakat Palestina. Sebaliknya, NYT menunjukkan bahwa hal itu membuat reputasinya semakin buruk. Kementerian Dalam Negeri di Gaza yang dikelola Hamas menyambut kematiannya sebagai “nasib yang tak terhindarkan bagi setiap pengkhianat.”

NYT juga menambahkan bahwa Abu Syabab banyak dikecam karena menjarah konvoi bantuan.

Pejabat-pejabat PBB berulang kali mengeluh bahwa Israel membiarkan geng-geng ini menyerang truk bantuan, sebuah indikator lain, menurut laporan itu, betapa cacatnya strategi 'Israel'.

“Baik kelompok Abu Syabab maupun gerombolan bersenjata lainnya tidak mungkin menjadi ancaman berarti bagi Hamas,” tulis laporan tersebut.

Surat kabar itu juga menegaskan bahwa karena bekerja sama dengan 'Israel', reputasi kelompok-kelompok tersebut telah hancur total di mata sebagian besar warga Palestina.

Karena itu, menurut The New York Times, strategi jangka panjang 'Israel' untuk membentuk Gaza melalui milisi proxy semacam itu tidak dapat dijalankan. (zarahamala/arrahmah.id)

Editor: Zarah Amala

Internasional