Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih, Protes Lambannya Penanganan Bencana

Ameera
Selasa, 16 Desember 2025 - 06.38
Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih, Protes Lambannya Penanganan Bencana
Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih, Protes Lambannya Penanganan Bencana

BANDA ACEH (Arrahman.id) - Warga di sejumlah daerah di Aceh mengibarkan bendera putih di sepanjang jalan sebagai simbol keputusasaan atas lambannya penanganan pascabencana banjir dan longsor yang telah berlangsung selama dua pekan.

Aksi tersebut terlihat di Kabupaten Aceh Timur, Kota Langsa, dan Kabupaten Aceh Tamiang pada Jumat (12/12), bertepatan dengan rencana kedatangan Presiden Prabowo Subianto ke Aceh Tamiang.

Seorang warga Langsa, Tgk Hanafi, mengatakan pengibaran bendera putih merupakan bentuk respons rakyat terhadap kondisi darurat yang belum tertangani secara memadai.

Menurutnya, aksi tersebut juga ditujukan untuk menarik perhatian pihak internasional agar mengetahui situasi Aceh yang sesungguhnya.

“Artinya darurat. Aceh dalam kondisi darurat bencana, jadi kami memohon kepada pihak luar negeri agar datang membawa bantuan untuk menangani pascabanjir ini. Kita tidak bisa berharap lagi dengan pusat,” ujar Tgk Hanafi kepada wartawan, dikutip dari kanalaceh.com.

Ia berharap lembaga-lembaga kemanusiaan internasional dapat turun langsung melihat kondisi pengungsi yang dinilainya sangat memprihatinkan.

Hanafi juga mengkritik narasi pemerintah pusat yang dianggap menyampaikan bahwa situasi di Aceh berada dalam kondisi normal, bertolak belakang dengan realitas di lapangan.

Pengibaran bendera putih tidak hanya terjadi di wilayah pesisir timur Aceh. Informasi yang dihimpun menyebutkan aksi serupa juga berlangsung di Kabupaten Pidie Jaya hingga Aceh Tengah. Warga mengaku telah menyerah menghadapi situasi bencana yang berkepanjangan tanpa kepastian bantuan.

Seorang warga Aceh Tengah, Dicky, menyampaikan bahwa kondisi di daerahnya sudah lumpuh total. Ia menyebut minimnya logistik, banyaknya akses jalan yang terputus, serta pemadaman listrik yang telah berlangsung selama 15 hari.

“Pemerintah Aceh dipastikan tidak sanggup menangani bencana ini. Pemerintah sudah seharusnya menetapkan bencana nasional. Sudah 15 hari kami tinggal di tenda pengungsian, untuk makan saja sehari hanya sekali dan itu pun tidak ada kepastian. Semua pengungsi di sini sudah pasrah, tinggal menunggu kematian,” kata Dicky, warga Kecamatan Silih Nara, Aceh Tengah.

(ameera/arrahmah.id)

warga acehKibarkan Bendera Putih