Kecerdasan Buatan akan Menghasilan Data 1.000 Kali Lebih Banyak Dibandingkan Manusia

Oleh Hanin Mazaya
Rabu, 22 Oktober 2025 - 18.43
Kecerdasan Buatan akan Menghasilan Data 1.000 Kali Lebih Banyak Dibandingkan Manusia
Kecerdasan Buatan akan Menghasilan Data 1.000 Kali Lebih Banyak Dibandingkan Manusia

(Arrahmah.id) - Mesin kecerdasan buatan (AI) akan menghasilkan data 1.000 kali lebih banyak daripada manusia, yang akan menyebabkan kekurangan pasokan penyimpanan yang serius dalam beberapa tahun mendatang, ujar penemu pen drive kepada Anadolu.

Datuk Pua Khein-Seng, produsen memori USB chip tunggal dan CEO Phison Electronics, menyatakan bahwa ia memproduksi flash drive USB pertama yang beroperasi pada chip tunggal pada tahun 2001.

Khein-Seng, berbicara di sela-sela GITEX Global di Dubai, mengatakan bahwa ia beralih ke kartu memori setelah produksi USB, dan sekarang perusahaannya menawarkan solusi penyimpanan dalam bentuk memori flash NAND, yang utamanya digunakan untuk komputer dan perangkat lainnya.

Ia mengatakan perusahaannya sedang mengembangkan pengontrol dan sistem memori NAND, karena memori tersebut digunakan dalam segala hal, mulai dari komputer hingga kamera.

Ia mencatat bahwa setiap orang dan sistem di dunia membutuhkan ruang penyimpanan yang besar, dan teknologi penyimpanan NAND akan sangat diminati dalam waktu dekat.

Khein-Seng menyatakan bahwa aplikasi AI dianggap mahal karena banyaknya unit pemrosesan grafis (GPU) yang dibutuhkan untuk menjalankannya, tetapi hambatan sebenarnya terletak pada memori, atau DRAM yang terbatas. Namun, dengan solusi berlapis adaptif, hambatan tersebut dapat diatasi dengan perluasan ruang memori.

“Memori flash akan menjadi satu-satunya solusi yang memungkinkan sistem AI melakukan ekspansi karena memori terbatas,” ujarnya.

Khein-Seng menyatakan bahwa 99% orang menggunakan AI melalui sistem cloud, dan AS serta Cina memimpin dalam sistem AI cloud, sementara negara-negara lain kekurangan kapasitas untuk membangun solusi AI cloud baru “karena membutuhkan banyak modal, sumber daya manusia, talenta, dan pengetahuan -jika dunia hanya dapat menggunakan AI cloud dari AS atau Cina, itu akan menjadi masalah,” ujarnya.

Ia menyatakan bahwa setiap negara ingin mengembangkan AI lokalnya sendiri, tetapi biayanya tinggi dan kesenjangan keterampilannya sangat besar.

Ia mencatat bahwa solusinya adalah membangun seluruh infrastruktur AI menggunakan memori flash untuk mengurangi biaya, dan GPU yang lebih murah akan menghasilkan daya pemrosesan yang lebih rendah tetapi tetap dapat memproses data.

“Kami membutuhkan banyak pekerja AI kerah biru di pasar ini untuk membantu mengadopsi teknologi sumber terbuka dan menyesuaikannya dengan setiap aplikasi,” ujarnya.

Khein-Seng menekankan bahwa meskipun Taiwan unggul dalam perangkat keras AI, mereka masih jauh tertinggal dalam perangkat lunak AI.

Ia menambahkan bahwa negara-negara terkemuka dalam teknologi penyimpanan adalah AS, Jepang, Korea, dan Cina, sementara Taiwan telah menjadi negara kelima yang mengembangkan sistem penyimpanan dengan teknologinya sendiri.  (haninmazaya/arrahmah.id)

Editor: Hanin Mazaya

Teknologi