Dalam beberapa pekan ke depan, Dusun Nunusan di pedalaman Riau akan kembali hidup oleh suara dakwah setelah lima tahun lamanya sunyi dari pembinaan agama. Dai muda Dewan Dakwah, Ustaz Awi Andrizal, bersiap menempuh perjalanan ekstrem menuju kawasan suku Talang Mamak—wilayah terpencil tanpa listrik dan tanpa sinyal telekomunikasi, hanya dapat dijangkau melalui arus sungai deras menggunakan perahu kayu.
Perjalanan menuju Dusun Nunusan akan dimulai dari Kota Rengat, dilanjutkan menyusuri Sungai Batang Gansal. Di titik-titik jeram, Ustaz Awi dan rombongan akan kembali turun dari perahu agar lebih mudah melewati batu-batu besar dan arus deras. Warga Dusun Nunusan, yang tinggal jauh dari desa induknya, Desa Rantau Langsat, akan menyambut kedatangannya dengan antusias. Selama lima tahun terakhir, mereka hanya mendengar khutbah Jumat dari musala kecil, tanpa pembinaan rutin.

“Saya akan mengajar anak-anak di kelas filial, memulai pengajian malam di musala, dan menyusuri hutan bersama warga untuk membantu mereka mencari damar dan hasil hutan lainnya,” ujar Ustaz Awi. “Kehadiran saya bukan sekadar mengisi rohani, tetapi juga hadir dalam kebutuhan sehari-hari masyarakat.”
Suku Talang Mamak hidup sepenuhnya bergantung pada hasil hutan. Dari pagi hingga petang, orang tua maupun anak-anak akan keluar masuk hutan untuk mencari damar, getah pohon, dan petai. Tidak jarang mereka pulang tanpa hasil, hingga tidak mampu membeli beras. Kondisi ini membuat rutinitas pembinaan agama menjadi tantangan tersendiri.
Di musala kecil Nurul Huda, Ustaz Awi akan memulai pengajaran rutin. Anak-anak Dusun Nunusan, yang setiap hari berjalan kaki hingga lebih dari satu jam tanpa sepatu, akan belajar membaca Al-Qur’an di bawah cahaya lampu LED atau lampu darurat portabel. Suara doa dan lantunan ayat suci yang sudah lama sunyi akan kembali mengisi malam hutan terpencil.
Selain pengajian dan pengajaran, Ustaz Awi akan turut membaur dalam kehidupan masyarakat: membantu memanen jengkol dan petai, memperbaiki jalan, hingga menyediakan layanan cukur gratis bagi anak-anak dan pria dewasa. “Saya akan mencukur rambut mereka satu per satu dengan telaten, karena dakwah juga berarti hadir bersama mereka dalam keseharian,” tambahnya.

Kehadiran Ustaz Awi di Dusun Nunusan diharapkan menjadi titik awal bagi pengembangan pendidikan dan pembinaan agama yang berkelanjutan, sekaligus menumbuhkan semangat masyarakat pedalaman yang telah lama merindukan bimbingan rohani. Dari musala kecil di tengah hutan inilah, suara dakwah akan kembali menggemakan kehidupan suku Talang Mamak yang selama ini terpencil dari dunia luar.
(Samirmusa/arrahmah.id)
