Siti Nurhaliza Kirim Logistik untuk Korban Banjir dan Longsor di Aceh

Ameera
Kamis, 18 Desember 2025 - 08.43
Siti Nurhaliza Kirim Logistik untuk Korban Banjir dan Longsor di Aceh
Siti Nurhaliza Kirim Logistik untuk Korban Banjir dan Longsor di Aceh

JAKARTA (Arrahmah.id) - Aceh kembali menerima bantuan kemanusiaan dari Malaysia untuk para korban bencana hidrometeorologi berupa banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatra.

Kali ini, bantuan datang dari diva pop Malaysia, Siti Nurhaliza, melalui yayasan miliknya, Yayasan Nurjiwa.

Bantuan logistik tersebut dikirim langsung dari Malaysia ke Aceh menggunakan tiga unit truk.

Isi bantuan meliputi beras, minyak goreng, pakaian pria dan wanita, selimut, biskuit, susu, popok, air mineral, sarden, mi instan, genset, serta obat-obatan untuk para pengungsi terdampak bencana.

Penasihat Yayasan Nurjiwa, Rozi Abdul Razak, menjelaskan bahwa bantuan itu merupakan sumbangan dari pemilik yayasan, yakni Dato’ Sri Khalid Muhammad Jiwa dan Dato’ Sri Siti Nurhaliza Tarudin.

Ia menyebut bantuan tersebut sebagai bentuk keprihatinan dan solidaritas kemanusiaan terhadap masyarakat Aceh yang tengah dilanda musibah.

“Bantuan dari Yayasan Nurjiwa serta para penyumbang ini adalah wujud keprihatinan atas bencana yang menimpa saudara-saudara kami di Aceh. Sebagai negeri serumpun, kami tentu turut merasakan duka masyarakat Aceh,” ujar Rozi saat menyerahkan bantuan kepada istri Gubernur Aceh, Marlina Muzakir, Rabu (17/12).

Marlina Muzakir yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Aceh menyampaikan bahwa bantuan tersebut langsung disalurkan ke wilayah pedalaman Aceh Tamiang, khususnya Kampung Lubuk Sidup, yang menjadi salah satu daerah terdampak paling parah akibat banjir bandang dan longsor.

“Di Kampung Lubuk Sidup ada lebih dari 200 rumah yang hancur diterjang banjir bandang. Saat ini hanya Masjid Nurussalam yang masih berdiri kokoh di tengah puing-puing dan gelondongan kayu,” ungkap Marlina.

Ia menambahkan, rombongan Yayasan Nurjiwa turut diajak meninjau langsung kondisi kampung tersebut agar bantuan dapat diserahkan secara langsung kepada masyarakat yang membutuhkan.

Marlina dan Rozi Abdul Razak tampak terenyuh saat menyaksikan kehancuran permukiman warga, dengan tumpukan material banjir yang mencapai ketinggian masjid.

Bantuan dari Yayasan Nurjiwa menambah daftar dukungan internasional yang diterima Aceh dalam penanganan pascabencana.

Sebelumnya, bantuan juga datang dari Blue Sky Rescue (BSR) Malaysia yang mengirimkan tenaga medis dan obat-obatan, serta dari perusahaan multinasional Upland Resources.

Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem menegaskan pihaknya tetap terbuka terhadap bantuan dari luar negeri selama dilandasi semangat kemanusiaan.

Menurutnya, seluruh bantuan yang masuk akan langsung disalurkan kepada masyarakat terdampak.

“Pada prinsipnya ini soal kemanusiaan. Siapa saja yang menolong kita, dengan ikhlas akan kita terima. Dari mana pun,” ujar Mualem.

Ia menyebut sejumlah wilayah yang masih membutuhkan bantuan mendesak antara lain Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, Bireuen, Takengon, Beutong, dan Langsa.

Pemerintah Aceh juga telah memperpanjang status tanggap darurat bencana banjir dan longsor selama 14 hari, terhitung sejak 12 hingga 25 Desember 2025.

Di tingkat nasional, Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia pada prinsipnya mampu menangani bencana secara mandiri dengan dukungan APBN.

Namun, di lapangan, bantuan kemanusiaan dari luar negeri tetap berdatangan, baik dalam bentuk logistik maupun relawan.

Banjir bandang dan longsor yang melanda wilayah Sumatra sejak akhir November lalu telah menimbulkan dampak besar.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban meninggal dunia mencapai 1.059 jiwa per Rabu (17/12), sementara jumlah pengungsi tercatat sebanyak 588.226 orang.

Proses pencarian korban hilang dan distribusi bantuan masih terus berlangsung, terutama di wilayah-wilayah yang aksesnya belum sepenuhnya pulih.

(ameera/arrahmah.id)

malaysiaacehBantuan kemanusiaanSiti Nurhaliza