GAZA (Arrahmah.id) - Seorang tentara pendudukan 'Israel' dilaporkan tewas pada Kamis (18/12/2025) di kamp pengungsi Jabaliya, Gaza utara, menurut Al-Araby TV, meskipun hingga kini penyebab kematiannya masih belum jelas.
Al-Araby mengutip sumber-sumber Palestina. Sementara itu, militer 'Israel' dan media 'Israel' belum memberikan komentar terkait laporan tersebut.
Kamp pengungsi Jabaliya merupakan kamp terbesar di Gaza dari segi jumlah penduduk. Namun, sebagian besar warganya telah dipaksa mengungsi oleh tentara 'Israel' selama perang genosida yang berlangsung.
Saat ini, Jabaliya terbagi menjadi dua wilayah, timur dan barat. Wilayah barat berada di sisi Palestina dari apa yang disebut sebagai Garis Kuning (Yellow Line).
Meskipun 'Israel' berkomitmen dalam perjanjian gencatan senjata pada 10 Oktober untuk tidak menyerang warga Palestina di luar Garis Kuning, sejauh ini 'Israel' telah membunuh lebih dari 400 warga Palestina di wilayah tersebut, termasuk sedikitnya 200 orang yang tewas dalam apa yang oleh 'Israel' disebut sebagai “serangan balasan” atas dugaan serangan Palestina.
Di sisi lain, warga Palestina menuduh 'Israel' telah melanggar gencatan senjata ratusan kali, tanpa adanya bukti pelanggaran dari pihak Palestina yang disampaikan oleh 'Israel'.
Serangan 'Israel' terhadap warga Palestina di wilayah barat Garis Kuning kini telah menjadi kejadian sehari-hari.
Para pengamat menilai tindakan ini bertujuan untuk memprovokasi perlawanan Palestina agar bereaksi, sehingga dapat menggagalkan pelaksanaan tahap kedua dari perjanjian gencatan senjata.
Sejak 7 Oktober 2023, 'Israel' telah menjalankan kampanye pemusnahan sistematis terhadap warga Palestina di Gaza, menewaskan lebih dari 70.600 orang dan melukai sedikitnya 110.000 lainnya.
Sekitar 9.500 warga Palestina diperkirakan masih hilang, sementara ribuan lainnya diculik selama perang dan hingga kini ditahan di penjara-penjara 'Israel' dalam kondisi yang sangat keras.
Berita ini masih terus berkembang. (zarahamala/arrahmah.id)
